ff Lee Ho Won
Chapter 3
Dalam malam yang panjang Min-ah
akhirnya tertidur pulas di atas lantai tak beralas. Wajahnya yang terlihat
berantakan membuat Goun bersimpati untuk mau keluar mencari makanan dan
kebutuhan lainnya.
“Kamera!!” igaunya, terbangun dari
tidur panjang selama kurang lebih 3 jam. Min-ah berdiri kemudian berlari
mencari – cari di mana kamera SLRnya. Kepalanya hampir terasa pecah, bahkan tas
dan handphonenya juga tidak ada. ‘sebenarnya apa yang terjadi?!’ teriaknya
dalam hati. Min-ah berlari keluar tanpa memperhatikan penampilannya yang
berantakan dan kotor. Badannya terhuyun – huyun dalam keadaan gelisah, hingga
‘duk’ kepalanya terbentur pada papan kayu yang nampak keras seperti batu–nyaris
membuat Min-ah terjatuh kembali.
“apa kau baik?”, Min-ah segera
menyingkir dilihatnya seorang pria yang tadi malam membenturkannya ke pagar.
Howon melihat reaksi Min-ah, bola mata yang berubah menjadi takut, tangannya
yang dipegang mendingin dan bibirnya komat – kamit tak jelas apa ucapannya. Howon
segera mengalihkan pandangan Min-ah, dilihatnya trauma yang mendalam membuat
gadis berusia 21 tahun itu menggigil ketakutan. “ayo, duduk dulu” ajak Howon
berusaha menggapai tangan Min-ah, namun Min-ah tak menghiraukan perkataan
Howon, ia masuk ke dalam dan menghampiri pria bertubuh kekar itu yang semalam
wajahnya kacau tak karuhan. Min-ah memukul berulangkali pada pria itu, namun ia
hanya diam. Howon menarik tangannya,berusaha menghentikan amarahnya, namun
Min-ah terus melakukan hal itu hingga Howon harus berteriak “HENTIKAN!!!!”
Min-ah berhenti bola matanya terisi air mendidih, si pria pergi ke luar.
“aku tak habis pikir, kau...” ucap
Min-ah dengan berat
“maaf, aku berusaha tapi,” Howon
menghentikan kata – katanya.
Min-ah berjalan keluar dari kamar
kos milik Howon. Berjalan dengan kaki telanjang, dan bahkan beberapa luka lecet
ia dapatkan karena beberapa kali terjatuh.
“Tok, tok, tok...” terdengar suara pintu
diketuk. Min-ah menoleh, namun dalam pikirannya terbayang wajah Howon, lalu ia
membiarkan saja itu berlangsung.
“Min-aw” sapa Goun membuka pintu
kamar kosnya sendiri.
“kau rupanya,” kata Min-ah nyaris
tak terdengar
“Min-aw? Kau kenapa? Wajahmu pucat”
Goun memegang pipi Min-ah. “ini, makanan dan beberapa pakaian untukmu”
“termasuk boot?” tanya Min-ah
dengan nada datar
“ah.... kau ini” Goun tersenyum
masam, kemudian ia mengingat sesuatu “oh..ya masalah soal boot membuatku
bertemu dengan my sweetheart lho” bisik Goun tepat di telinga Min-ah, seakan ia
tak mau orang lain mendengarnya.
“kau? Bootku, kau sendiri yang
bilang boot ku murahan. Sekarang....” Goun membekam mulut Min-ah.
“diam, bisa – bisa dia mendengar”
kata Goun sambil melirik kanan dan kiri kamarnya
“siapa?” ucap Min-ah tidak begitu jelas
“Lee Howon” bisik Goun sekali lagi.
Ia malah senang kegirangan saat mengucap nama itu dan melihat mata Min-ah
terbelalak lebar.
Min-ah menggeleng – gelengkan
kepalanya, dan dibalas oleh anggukan Goun.
“ngomong – ngomong di mana tas ku?”
tanya Min-ah tak bertenaga
“itu dia” tunjuk Goun pada pintu
polos berdesain kuno yang terpampang di depan, yaitu pintu masuk.
“apa maksudmu?” Min-ah bertanya
kali ini Goun benar – benar menjengkelkan. Ia malah pergi meningggalkan Min-ah
dan keluar.
Pintu kembali dibuka dan terlihat
tangan kiri Goun mengangkat jempolnya kuat – kuat. Min-ah mendekat dan membuka
pintu itu lebar – lebar, tapi dilihatnya Howon yang membawa tas gendong coklat
miliknya. “tasku” kata Min-ah datar. Di liriknya wajah Goun berubah marah, tapi
tak ia hiraukan.
“Gumawo” kata Min-ah sembari
menutup kembali pintu kosnya.
Min-ah berjalan ke ranjang dan
terdiam sesaat menatap kameranya. Tiba – tiba Goun menghempaskan tubuhnya di
ranjang hingga membuat Min-ah terkejut.
“kau ini tahu tidak? Aku berusaha
mengisyaratkan agar kau tetap di dalam.....” Goun terus saja mengoceh tak
hennti – henti. Min-ah membiarkannya karena ia tahu itu yang terbaik baginya,
bagi Goun untuk meluapkan kekesalannnya. “Min-aw! kau dengar TIDAK?”
Min-ah hanya mengangguk, kemudian
meletakkan kepalanya di atas ranjang dan menutup matanya pelan.
“kau kenapa? Seperti ditimpa
musibah saja. Sana makan” ucap Goun lembut. “Hey....aku bilang bersih – bersih
dulu, mandi, makan apalah. Sana!”
“apa? kau bilang apa tadi?” Min-ah
masih menutup matanya
“cepat bangun!! Putri tidur” Goun
mengambil air putih di samping tempat tidur dan memercikkannya ke mata Min-ah
yang masih tertutup
“HEY!!” bentak Min-ah. Ia bergeser
sedikit dari tempat duduk semula dan bertanya pelan,
“apa yang terjadi
semalam?”
“semalam kau pingsan. Masih tidak
ingat?” Goun melihat Min-ah menggeleng ragu, kemudian menghempaskan nafas
panjang dan melanjutkan ceritanya, “Hoya menolongmu dia yang membawamu kemari.....”
“siapa? Dan memang kita seharusnya
di sini” potong Min-ah
“Lee Howon, anggota Infinite, yang
tinggal di kos nomor 20 yang tadi tak kau sapa tetangga kita, dan yang katanya,
ia mengenalmu. Kau benar – benar beruntung” Goun menggeleng – geleng tak
percaya
“Hoya anggota Infinite?” gumam
Min-ah tak jelas. ‘sudah sejauh itu kah?’ katanya dalam hati
“Hem....aku tidak yakin ia
mengenalmu, kau sendiri tak tahu Hoya” Goun kembali melempar tubuhnya di
ranjang.
TBC .........................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar