ff Lee Ho Won
Chapter 6
“ Min-aw ” bisik Goun tepat di
telinganya. Namun Min-ah tidak segera bangun, seakan ada beban berat menindih
tubuhnya. “kalau gak bangun ku tinggal lho...” Goun mengambil kunci
apartemennya dari saku jasnya seraya berjalan ke luar kamar menuju pintu depan.
“Goun, lusa besok mau ya antar aku
ke kantor” Min-ah memiringkan wajahnya untuk melihat Goun meski hanya punggungnya
yang dapat ia lihat. Goun berbalik, melangkahkan kakinya maju beberapa kali
kemudian ikut memiringkan wajahnya juga, seakan belum paham maksud Min-ah
berkata seperti itu. “Kau tahu kameraku hilang dan untuk kembali bekerja aku
perlu meminjamnya dari sana. Ku pikir, aku akan lebih berani berkata seperti
itu bila kau juga ada”
“kembali kesana?” Goun tak sadar ia
berteriak di depan Min-ah, hingga membuat Min-ah terkejut
“aku tahu kau benci tempat itu
tapi---”
Goun memotong ucapan Min-ah “kau
gila, sampai kapanpun aku tak akan kembali kesana, apapun itu” Min-ah beranjak
duduk di ranjang
“meski denganku” Goun menggeleng
tegas. “ok, mungkin aku juga tak perlu mencarikan objek yang cocok untuk
jurnalmu ”
“ah...TIDAK!” Min-ah merendahkan
dagunya berharap ada sepucuk harapan mekar di depannya, “maksudku...” Goun
memutar gantungan pada kunci yang dipegangnya, “kau bisa pergi dengan Howon
bukan?” Min-ah menyipitkan matanya, “oh... ayolah, terakhir aku bekerja disana
aku selalu sial, kau ingat? Salah. Maksudku, aku pernah menceritakannya padamu
bukan?” Min-ah ragu sejenak untuk menganggukkan kepalanya.
Ia berpikir sebentar
dan terbayang kejadian itu, di mana Goun selalu salah memanggil karyawan yang
bekerja di sana, tapi itu masih mending, parahnya lagi ia sering salah menyebut
nama atasannya sendiri dengan asistennya. Mereka dapat memakluminya karena kau
tahu? Goun adalah anak blasteran Korea-London yang tinggal di London bersama
ibunya selama 17 tahun kemudian ke Korea dan menetap di sini. Biasanya
kemampuan mengingat seseorang yang asing baginya terlihat sulit dan bahkan bagi
mereka semuanya terlihat sama, pada hari itu di mana hari Goun bekerja barulah
satu minggu. Ada seorang tamu penting dan atasannya meminta Goun bekerja sama
dengannya, tapi apa boleh buat Goun sering mempermalukan dirinya sendiri dan
entah pada hari ketiga ia bekerja langsung mengajukan surat pengunduran diri.
“baiklah aku mengerti” Goun
bernafas lega, “ku harap Howon ada waktu” desah Min-ah setelah Goun mulai
membuka pintu
“Aish... Hey jadi kau mau ikut
tidak?”
“gak ada pilihan lain” yap, ‘gak
ada pilihan lain’ karena memang mereka berdua bukan ahlinya mengolah makanan
alias memasak. Goun dan Min-ah keluar dari apartemennya untuk waktu yang
lumayan lama yang bertujuan mengisi perut mereka dengan beberapa cemilan di
luar. Cemilan?
“AH...kebetulan” Goun langsung
menyabet kursi kosong yang terletak di antara kedua pria bertopi yang duduk di
meja depan pintu masuk restoran. “Hey, kalian belum makan kan?”
“belum” jawab Howon ramah “Kami
baru saja mau pesan, kau mau bergabung?”
“tentu, sebentar” Goun nampak
memperhatikan Min-ah yang duduk di meja ujung sendiri dan bahkan ia nyaris tak
terlihat diantara botol – botol bir di meja depan. Goun melambaikan tangannya
meminta Min-ah segera datang kemari, ke tempat mereka bertiga duduk.
“oh...Min-ah juga ada?” tanya Howon
lebih dari dirinya sendiri, tapi nampak Goun yang sibuk mengajak Min-ah duduk
bersama
“hah..., gadis payah juga ada” Song
akhirnya bersuara, tapi nada itu terdengar tajam bagi Min-ah saat ia sudah
datang dan berdiri di hadapannya.
“maaf, sepertinya aku tak berselera
makan. Mungkin aku hanya akan beli minum saja” Min-ah menunjuk mesin pembuat
minuman otomatis di ujung sana.
“HEY!” Goun mencengkeram
pergelangan Min-ah kemudian mendudukkan Min-ah di kursi samping Howon “kebetulan
kita bertemu, apalagi ada yang ingin ku bicarakan denganmu”
“kebetulan apanya? Kalian lah yang berencana
mengikuti kami” kata Song pedas, kali ini Howon tak bisa angkat tangan karena
merasa ini bukan lagi sebuah candaan,
“hey, gimana kalau kita pesan sama
– sama?” Howon berusaha mengalihkan pembicaraan namun nampaknya masih terasa
canggung. “aku akan pesan....” Howon berpikir sejenak
“Kimchi!” teriak Min-ah bersemangat
dibarengi suara Howon yang kalah dengannya
“wah... kompak, kalau aku pesan
Bulgogi” sementara Goun mencatat pesanan mereka, Min-ah dan Howon tertawa
bersama.
“karena lama aku tak makan kimchi,
jadi aku kangen masakan itu”
“hem...aku juga” balas Min-ah
dengan senyum.
Tak lama masakan siap dihidangkan, di meja besar itu terhampar
hidangan yang sayang jika tidak dipenuhi, jadi mereka memesan tak tanggung –
tanggung dengan ukuran jumbo. Min-ah dan Howon, keduanya memegang semangkuk
kimchi, Goun memegang sepiring bulgogi dan Song dengan Hoeddeoknya.
“yummy” kata Goun kemudian menuang
segelas soju dan meminumnya
“dasar,” keluh Song pada suara
berisik Goun yang bergumam tidak jelas mengganggunya
“hey, kau bilang apa?” Goun nampak
kesal karena merasa digunjingkan
“payah, makanmu terlalu banyak
untuk ukuran seorang pria” Song balas dengan ejekan
“jadi karena ini? Kau
memutuskanku?” Goun mendobrak meja itu keras, hingga menumpahkan segelas
sojunya
“iya, lalu kenapa?”
“dasar banci,” Song terlihat kesal
“makanmu roti manis melulu” Song tidak kalah kasar, ia mendobrak meja bahkan
suaranya hampir membuat seisi meja tumpah. Howon melerainya dibantu Min-ah yang
ikut membawa Goun menjauh dari meja bulat itu.
“kami pamit” ucap Min-ah sambil memegang
kedua bahu Goun. Howon mengangguk, keduanya saling memberi hormat. Acara makan bersama menjadi berantakan, setidaknya satu diantara mereka merasa kenyang, Min-ah.
TBC........................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar